RELASI MAKNA
A.PENGERTIAN
Relasi makna adalah hubungan kemaknaan atau relasi semantik antara sebuah kata atau satuan bahasa lainnya dengan kata atau satuan bahasa lainnya lagi.Hubungan atau relasi kemaknaan ini mungkin menyangkut hal kesamaan makna(sinonim),kebalikan makna(antonym),kegandaan makna(polisemi dan ambiguitas),ketercakupan makna(hiponim),kelainan makna(homonim),kelebihan makna(redudansi) dan lainnya (Abdul Chaer,2013).
B.KLASIFIKASI RELASI MAKNA
1. Sinonim
Secara etimologi kata sinonim berasal dari bahasa yunani kuno, yaitu:
Ø onoma yang berarti = nama dan
Ø syn yang berarti = dengan
Maka secara harfiah kata sinonim berarti nama lain untuk benda atau hal yang sama. Secara semantik Verhaar (1978) mendefinisikan sebagai ungkapan (bisa berupa frase atau kalimat ) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain.
Contoh: Perspektif = Sudut Pandang
· Perspektif : Menurut perspektif hukum semua yang dilakukannya telah melanggar hukum
· Sudut Pandang : Berdasarkan sudut pandang pelatih, pemain itu mempunyai potensi yang sangat besar.
Contoh: Realita = Kenyataan
· Realita : Realitanya Indonesia masih saja mengimpor beras dari negara tetangga
· Kenyataan : Mereka tampak sangat kecewa, melihat kenyataan bahwa indonesia gagal lolos ke piala dunia
Contoh: Meninggal = Mati
· Meninggal : Dia tampak sangat sedih melihat ayahnya meninggal dunia
· Mati : Ingatlah semua manusia pasti akan mati
Contoh: Paras = Wajah
· Paras : Sungguh memikat paras wanita itu, sehingga membuat lelaki kagum melihatnya
· Wajah : Dilihat dari wajahnya, sepertinya ia keturunan arab
Mengenai sinonim ada beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Tidak semua kata dalam bahasa indonesia mempunyai sinonim. Misalnya kata beras ,salju, batu, dan kuning tidak memiliki sinonim.
b. Ada kata - kata yang bersinonim pada bentuk dasar tetapi tidak pada bentuk kejadian.
Misal: kata benar bersinonim dengan kata betul; tetapi kata kebenaran tidak bersinonim dengan kata kebetulan.
c. Ada kata – kata yang tidak mempunyai sinonim pada bentuk dasar tetapi memiliki sinonim pada bentuk jadian.
Misalnya: kata jemur tidak mempunyai sinonim tetapi kata menjemur mempunyai sinonim, yaitu mengeringkan dan berjemur bersinonim dengan berpanas.
d.Ada kata- kata yang dalam arti sebenarnya tidak mempunyai sinonim , tetapi dalam hati kiasan justru mempunyai sinonim.
Misalnya: kata hitam dalam makna sebenarnya tidak ada sinonimnya, tetapi dalam arti kiasan ada sinonimnya gelap,mesum.Menurut Abdul chaer (1994 : 82 ).
Sinonimi adalah relasi makna antara kata ( frase atau kalimat ) yang maknanya sama atau mirip.
2. Antonim
Kata antonim berasal dari kata Yunani kuno, yaitu :
Ø onoma yang artinya nama, dan
Ø anti yang artinya melawan.
Maka secara harfiah antonim berarti nama lain untuk benda lain pula. Secara semantik Verhaar (1978 ) mendefinisikan sebagai ; Ungkapan biasanya berupa kata tetapi dapat pula berupa frase atau kalimat yang maknanya dianggap kebalikan dari makna ungkapan lain.
Contoh: Asli >< Palsu
· Gado-gado merupakan makanan khas betawi dan asli dari Indonesia.
· Polisi menemukan produksi uang palsu di sebuah rumah kontrakan di kota Bekasi.
Contoh: Amatir >< Ahli
· Detik-detik tsunami Aceh terekam video amatir oleh warga setempat.
· Para ahli sedang melakukan penelitian terhadap temuan yang dianggap fosil manusia purba.
Contoh: Baru >< Lama
· Semua siswa baru berkumpul di aula sekolah.
· Masa orientasi sekolah hari ini cukup lama mulai pukul 7 pagi hingga pukul 5 sore.
Contoh: Banyak >< Sedikit
· Kakak mendapat banyak hadiah saat ulang tahunnya kemarin.
· Tamu yang menghadiri undangan tersebut hanya sedikit.
Contoh: Bahagia ><Sedih
· Bahagia atau tidaknya hidupmu, tergantung bagaimana kamu menyikapinya.
· Saat kita sedang sedih maka perbanyaklah beribadah.
Dalam buku - buku pelajaran bahasa indonesia, antonim biasanya disebut lawan kata.banyak orang yang tidak setuju dengan istilah ini sebab pada hakekat nya yang berlawanan bukan kata-kata itu, melainkan makna dari kata-kata itu.
Sehubungan dengan ini banyak pula yang menyebutkan oposisi makna. Dengan istilah oposisi, maka bisa tercakup dari konsep yang betul- betul berlawanan sampai kepada yang hanya bersifat kontras saja. Kata hidup dan mati, seperti sudah dibicarakan diatas, bisa menjadi contoh berlawanan.
Antomini atau oposisi merupakan relasi antar kata yang bertentangan atau berkebalikan maknanya. Istilah antomin digunakan untuk oposisi makna dalam pasangan leksikal bertaraf, seperti panas dan dingin.
3. Homonim
Kata homonim berasal dari bahasa Yunani kuno
Ø onoma yang artinya nama dan
Ø homo yang artinya sama
Secara harfiah homonimi dapat diartikan sebagai nama sama untuk benda atau hal lain. secara semantik ,Verhaar (1978) memberi definisi homonim sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat ) tetapi maknanya tidak sama. Umpamanya antara kata pacar yang berarti inai dengan pacar yang berarti kekasih. Dan antara kata bisa yang berarti racun ular dengan kata bisa yang berarti sanggup, dapat.
Contoh: Hak
1.Bagian dari sepatu wanita
2.Sesuatu yang benar
3.Milik atau kepunyaan
Keterangan:
· Karena tidak terbiasa menggunakan high heels¸Anita terpeleset dan hak sepatunya patah. (bagian sepatu)
· Orang seusianya harusnya sudah bisa membedakan mana yang hak dan mana yang batil. (benar)
· Kemerdekaan adalah hak segala bangsa. (milik atau kepunyaan)
Contoh: Bulan
1. Penyebutan periode dalam kalender
2. Satelit alam yang mengorbit pada bumi
Keterangan:
· Bulan Februari aku akan menikah. (periode dalam kalender)
· Gaya tarik menarik antara bumi dan bulan menyebabkan pasang surut air laut. (satelit alam)
Contoh: Genting
1. Situasi yang gawat
2.Atap rumah
Keterangan:
· Situasi menjadi genting semenjak penyerangan ke hotel itu, pihak kepolisian berusaha mengeluarkan semua orang dari sana. (gawat)
· Andika datang untuk memperbaiki genting rumahku yang bocor.
Contoh: Rapat
1. Pertemuan atau diskusi yang membahas suatu hal
2. Tidak renggang, berhimpitan
Keterangan:
· Rapat dengan klien akan dimulai satu jam lagi.
· Anggota teroris itu menutup mulutnya rapat – rapat tanpa mau memberikan keterangan.
4. Hiponim dan Hipernim
Kata hiponimi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu
Ø onoma yang berarti nama dan
Ø hypo berarti di bawah
Jadi, secara harfiah berarti nama yang termasuk dibawah nama lain. berupa tetapi kiranya dapat juga berupa frase atau kalimat ) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan lain. misalnya kata tongkol ber hiponim terhadap kata ikan sebab makna kata tongkol berada atau termasuk makna pada kata ikan. Tongkol memang ikan tapi ikan bukan hanya tongkol melainkan juga termasuk bandeng, tenggiri, teri, mujair,cengkalang dan sebagainya.
Konsep hiponim dan hipernim mengandaikan adanya kelas bawahan dan kelas atasan, adanya makna sebuah kata yang berbeda dibawah makna atau kata lain. karena itu ada kemungkinan sebuah kata yang merupakan hipernim terhadap sejumlah kata lain, akann menjadi hiponim terhadap kata lain yang hierarkial berada diatasnya. Misalnya kata ikan yang merupakan hipernim terhadap kata tongkol,bandeng, cakalang, dan mujair akan menjadi hiponim terhadap kata binatang , sebab yang termasuk binatang bukan hanya ikan tetapi juga kambing,monyet, gajah dan sebagainya. Selanjutnya kata binatang inipun merupakan hiponimi terhadap kata makluk, sebab kata makluk bukan hanya binatang tetapi juga manusia. Menurut Abdul chaer (1994 : 98 )
Contoh Hiponim dan Hipernim:
No.
|
Hiponim
|
Hipernim
|
1.
|
Ayam,Kelinci,Burung,Kambing,Hamster
|
Hewan Peliharaan
|
2.
|
Mangga,Jeruk,Semangka,Melon
|
Buah
|
3.
|
Bayam,Kangkung,Wortel,Daun Katuk
|
Sayuran
|
Agar lebih memahami contoh kalimat hiponim dan hipernim, berikut disajikan beberapa contoh terkait:
Contoh Kalimat Hiponim dan Hipernim:
· Rumahku penuh dengan hewan peliharaan seperti ayam, kelinci, burung, kambing, dan hamster.
Hipernim : hewan peliharaan
Hiponim : ayam, kelinci, burung, kambing, hamster
· Mengkonsumsi buah-buahan seperti mangga, jeruk, semangka, dan melon dapat mencukupi kebutuhan vitamin dalam tubuh.
Hipernim : buah
Hiponim : mangga, jeruk, semangka, melon
· dinyatakan hamil aku mengkonsumsi berbagai macam sayuran seperti bayam, kangkung, wortel, dan daun katuk.
Hipernim : sayuran
Hiponim : bayam, kangkung, wortel, dan daun katuk
5. Polisemi
Polisemi lazim diartikan sebagai satuan bahasa ( terutama kata juga frase) yang memiliki makna lebih dari satu. Umpamanya kata kepala dalam bahasa indonesia memiliki makna
(1). bagian tubuh dari leher keatas separti terdapat pada manusia dan hewan
(2). bagian dari suatu yang terletak disebelah atas atau depan atau merupakan hal yang penting atau terutama seperti pada kepala meja, dan kepala kereta api
(3). pemimpin atau ketua seperti pada kepala sekolah, kepala kantor, dan kepala stsiun
(4). jiwa atau orang seperti dalam kalimat setiap kepala menerima bantuan Rp 500.00 dan
(5). akal budi seperti dalam kalimat. Badannya besar tetapi kepalanya kosong. Menururut Abdul chaer (1994 : 101 )
Polisemi berkaitan dengan kata atau frasa yang berhubungan. Hubungan antar makna ini disebut polisemi. Sebuah kata atau satuan ujaran disebut polisemi jika kata itu mempunyai makna lebih dari satu. Misalnya, kata kepala yang setidaknya mempunyai makna
(a) bagian tubuh manusia
(b) ketua atau pimpinan
(c) sesuatu yang berbentuk bulat,dan
(d) sesuatu yang berada pada sebelah atas. Menurut Hasnah Faizah linguitik umum (2010 : 73 )
Polisemi adalah bentuk bahasa (kata,frasa dsb) yang mempunyai makna lebih dari satu. KBBI (2003: 886 )
Contoh : Darah
· Kami sebetulnya masih memiliki hubungan darah, hanya saja memang kami tak pernah akur.
· Di pertandingan tinju tadi malam, darah Kris Jon bercucuran sangat deras.
· Darah muda, darahnya para remaja yang selalu merasa gagah, tak pernah mau mengala
Contoh: Daun
· Seingatku, ibu guru menyampaikan bahwa daun sirih termasuk contoh daun menyirip
· Setelah sempat naik daun, pamor Vicky Prasetyo kini kembali meredup.
· Daun pintu WC kami habis karena membusuk terkena percikan air.
6. Ambiguitas
Ambiguitas atau ketaksaan sering diartikan sebagai kata yang bermakna ganda atau mendua arti. Kegandaan makna dalam ambiguitas berasal dari satuan gramatikal yang paling besar, yaitu frase atau kalimat, dan terjadi akibat penafsiran struktur gramatikal yang berbeda. Umpamanya, frase buku sejarah baru, dapat ditafsirkan sebagai (1) buku sejarah itu batu terbit, atau (2) buku itu berisi sejarah zaman baru. Menurut Abdul chaer (1994 :104)
Ambiguitas yaitu sifat atau hal yang bermakna dua, kemungkinan yang mempunyai dua pengertian,kemungkinan adanya makna lebih dari satu, gabungan kata atau kalimat. KBBI (2003 : 36 )
Berdasarkan bentuknya, keambiguitasan di dalam kalimat terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Ambiguitas Fonetik
Ambiguitas fonetik adalah keambiguan yang terjadi akibat dari kesamaan bunyi – bunyi yang diucapkan dan biasanya banyak terjadi dalam dialog atau percakapan sehari – hari.
Contoh:
Ø Dia datang kemari memberi tahu.
Kalimat diatas menimbulkan keambiguan kareana memiliki banyak tafsir, yaitu:
Apakah dia datang memberi tahu yang terbuat dari kacang kedelai, atau
Apakah dia datang memberi suatu informasi.
Untuk mengetahui arti atau makna kalimat tersebut secara keseluruhan, maka harus mendengarkan pembicaraan secara utuh.
2. Ambiguitas Gramatikal
Ambiguitas gramatikal terjadi karena proses pembentukan suatu ketatabahasaan baik pembentukan kata, prasa, maupun kalimat. Kata – kata atau frasa yang memiliki keambiguitasan jenis ini akan hilang jika dimasukan ke dalam konteks kalimat.
Contoh: Orang tua
Kata tersebut memiliki dua makna yaitu ibu dan bapak atau orang yang sudah tua. Oleh sebab itu untuk mengetahui makna yang sebenarnya perlu disatukan ke dalam satu kalimat.
a. Orang tua Deni tidak bisa hadir hari ini.
b. Aku bertemu dengan orang tua yang kemarin tersesat di jalanan.
3. Ambiguitas Leksikal
Keambiguan jenis ini terjadi karena faktor kata itu sendiri. Pada dasarnya setiap kata memiliki makna lebih dari satu tergantung dari kalimat yang menyertainya.
Contoh:
Kata “lari” memiliki makna yang berbeda yaitu mengerjar sesuatu atau menjauh dari sesuatu.
Ø Dia berlari mengejar bus sekolahnya.
Ø Aku lari dari kenyataan.
7. Homofon
Homofon ialah kata yang berasal dari bahasa Yunani:
Ø ὁμός, homós, "sama" dan
Ø φωνή, phōnḗ, "bunyi"
adalah kata yang diucapkan sama dengan kata lain tetapi berbeda dari segi maksud. Homofon terdiri atas kata homo berarti sama dan foni (phone) yang berarti bunyi atau suara. homofon mempunyai pengertian sama bunyi, berbeda tulisan, dan berbeda makna.
Contoh homofon antara lain:
"buku" (bahan bacaan) dan "buku" (bagian di antara dua ruas)
"rok" (pakaian) dan "rock" (aliran musik)
"massa" (dalam perkataan media massa) dan "masa" (waktu)
"bank" (tempat menyimpan uang) dan "bang" (panggilan untuk kakak)
"tank" (kendaraan perang) dan "tang" (alat pekakas)
Perkataan-perkataan ini adalah serupa dari segi sebutan tetapi mempunyai arti yang berbeda, atau merujuk kepada perkara yang tidak sama. Homofon merupakan sejenis homonim, meskipun kadang-kala homonim digunakan untuk merujuk hanya kepada homofon yang mempunyai ejaan yang sama tetapi arti yang berlainan. Istilah ini juga digunakan untuk unit-unit yang lebih singkat daripada perkataan, seperti huruf atau beberapa huruf yang disebut sama dengan huruf lain atau kumpulan huruf yang lain.
Homofon adalah istilah yang berlawanan dengan homograf.
9. Homograf
bahasa Yunani: ὁμός, homós, "sama" dan γράφω, gráphō, "tulis") adalah suatu kata yang sama ejaannya dengan kata lain, tetapi berbeda lafadhnya dan maknanya. Dalam bahasa Indonesia, contoh homograf antara lain adalah "teras" yang dapat bermakna inti kayu atau bagian rumah, dan "apel", yang dapat bermakna buah atau kumpul.
Contoh:
· Apel ( Pertemuan & Buah )
· Teras ( Inti & Beranda )
· Tahu ( Makanan & Mengetahui )
· Mental ( Moral & Terpelanting )
· Keset ( Kasar & Alas Sepatu )
Contoh Kalimat
· Apel ( Buah ) – Apel ( Kumpul )
Apel pagi ini dihebohkan oleh kelakuan seorang tentara yang sambil makan buah apel.
Kata “apel” yang pertama meupakan acara kumpul dilapagan pada pagi hari sedangkan kata “apel” yang kedua merupakan salah satu jenis buah.
· Teras ( Inti ) – Teras ( Beranda Rumah )
Para pejabat teras kabupaten grobogan, jawa tegah sedang berkumpul di teras rumah pak gubernur membahas tentang jeleknya jalan di kabuaten grobogan.
Kata “teras” yang pertama berarti inti , utama sedangkan kata “teras” yang kedua merupakan salah satu bagian dari rumah.
· Tahu ( Mengerti ) – Tahu ( Makanan )
Saya tahu kalo sumber protein nabati bisa didapat dari tahu dan tempe.
Kata “tahu” yang pertama berari mengetahui atau mengerti, sedangkan “tahu” yang kedua adalah makanan
· Mental ( Psikologis, Pikiran ) – Mental ( Terpelanting )
Karena kalah mental terlebih dahulu, petinju meksiko itu langsung mental keluar ring setelah terkena satu pukulan dari Crish John Kata “mental” yang pertama itu berarti psikologis atau pikiran, sedangkan “mental” yang kedua berarti jatuh keluar ring.
· Keset ( Kasar, Seret ) – Keset ( Alas )
Aku sedang bersantai setelah mencuci piring dan gelas menjadi bersih dan keset semua, sementara itu adik sedang membersihkan keset di halaman
Kata “keset” yang pertama berari bersih banget piringnya, sedangkan kata keset” yang kedua merupakan alas yang biasanya diletakkan di depan pintu.
C.ANALISIS DIALOG PERCAKAPAN
TENTANG PERSAHABATAN
Suatu ketika tiga orang sahabat Ardi, Agus, dan Anto berjalan bersama menuju sekolah. Dalam perjalanan ke sekolah, secara tidak sengaja mereka melihat salah seorang sahabat mereka Adit sedang mengepak koran. Mereka terheran akan kejadian itu. Ketika mereka hendak menyapa sahabat mereka itu, Adit telah bergesas pergi dan mereka tak sempat menyapanya.
Agus : Adit, hei mau ke mana kamu? (teriak agus)
Anto : Hmmm Adit mau ke mana ya pagi-pagi begini?
Ardi : iya, kenapa dia tidak sekolah ya?
Anto : Dia juga mengepak koran dan bergegas pergi. Apa dia mau berjualan koran?
Agus : Sepulang sekolah, bagaimana kalau kita berkunjung ke rumahnya? Supaya kita tahu apa yang sedang terjadi padanya.
Ardi : Oke, kita ke sana setelah pulang sekolah.
Anto : Oke, baiklah.
Setelah tiga sekawan itu pulang sekolah, mereka segera bergegas menuju rumah Adit.
Agus, Anto, Ardi : Assalamualaikum. (seraya mengetuk pintu)
Adit : Waalaikumsalam. (seraya membuka pintu ). Eh, kalian. Ada apa ini? Sudah lama kalian tidak ke sini, kok mendadak main ke rumah?
Anto : langsung saja Dit,kami mau menanyakan satu hal.
Agus : iya, ada satu hal yang membuat kami heran.
Adit : Wah, serius sekali. Ada apa sih? Aku jadi tegang begini.
Ardi : Pagi tadi kami melihatmu sedang mengepak koran dan segera pergi. Kamu mau ke mana?
Adit : Oh, itu. Iya, mulai pagi tadi aku berjualan koran. Seterusnya juga akan begitu. Setiap pagi aku harus berjualan koran. Maaf belum sempat memberitahu kalian.
Agus : Hmmm, lalu sekolahmu bagaimana Dit?
Adit : sekolahku libur dulu Gus. He…he.
Ardi : Iya, tapi kenapakamu harus mengorbankan sekolahmu dan berjualan koran?
Adit : Hmmm, maaf aku belum beritahu kalian tentang satu hal yang terjadi dalam keluargaku. Ayahku di pecat dari pekerjaannya. Belia sekarang sakit-sakitan. Aku tak tega melihat ibuku bekerja pontang-panting menjual ongol-ongol. Sebagai anak tertua, aku harus mengemban tugas menggantikan ayahku untuk mencari uang. Adik-adikku juga masih kecil-kecil dan perlu biaya untuk pendidikan dasar mereka. Kalau aku, ya sudahlah… memang nasibku.
Ardi : kamu salah kalau berpikir begitu Dit. Sayang pendidikanmu yang sudah hampir selesai. Ingat, kamu sudah kelas 3 SMA loh. Sebentar lagi kita Ujian Nasional.
Agus : Betul Dit, kamu apa tidak sayang dengan pendidikanmu yang sebentar lagi selesai?
Adit :aku mengerti teman-teman. Terima kasih atas perhatian kalian terhadapku, tapilihatlah kondisiku saat ini! Aku serba kesusahan. Aku harus melakukan ini.
Anto : masih ada solusi lain selain kamu berhenti sekolah dan berjualan koran kan?
Adit : benarkah To? Apa itu. (Adit terkejut)
Anto : Baik, aku jelaskan satu persatu ya. Kamu dengarkan baik-baik. Begini,mengenai adik-adikmu yang kekurangan biaya, mari kita bicarakan
bersama-sama kondisi keluargamu ke kepala sekolah di tempat adik-adikmu bersekolah. Mudah-mudahan Sekolah meneydiakan beasiswa untuk adik-adikmu. Begitu pula denganmu,kita bisa bicarakan dengan kepala sekolah kita.
Adit : Masya Allah, aku tidak kepikiran akan hal itu To. Pintar juga ya kamu?
Anto : Selanjutnya kalau kamu mau bekerja, carilah pekerjaan yang tidak tabrakan dengan waktu sekolahmu.sehingga kamu tidakmengorbankan sekolahmu yang hampir selesai itu.
Ardi :pekerjaan jenis apa To yang tidak bertumburan dengan waktu sekolah?
Agus : Iya To, Pekerjaan apa itu?
Anto : aku kenal pemeimpin redaksi media cetak Merpati Post, aku bisa merekomendasikan kamu untuk mengisi rubrik sastra di sana.Kamu kan jago nulis cerpen dan puisi Dit? Lumayan honornya untuk memenuhi kebutuhanmu dan adik-adikmu.
Adit :Benarkah bisa begitu To? Kamu tidakmain-main kan? Alhamdulillah. (Sujud Syukur)
Agus, Anto, Ardi : (menuntun Adit supaya bangun dan memeluknya)
Adit : terimakasih teman-teman atas bantuan kalian. Aku sangat bersyukur memiliki teman-teman seperti kalian.
Analisisnya
A.Reduplikasi
1. Kata Ulang Sempurna
Kata ulang sempurna yaitu kata ulang yang di bentuk dari pengulangan bentuk dasar secara utuh.
Contoh:
· kecil-kecil ( dari kata dasar kecil )
· teman-teman ( dari kata dasar teman)
· pagi-pagi (dari kata dasar pagi)
2. Kata Ulang Dwilingga Salin Suara
Kata ulang dwilingga salin suara yaitu kata yang di bentuk dasar yang disertai perubahan salah satu fonemnya (bisa berupa fonem vocal maupun fonem konsonan).
Ulangan yang terjadi atas seluruh suku kata, namun pada salah satu lingganya terjadi perubahan suara pada satu fonem atau lebih.
Contoh:
· pontang-panting
3. Kata Ulang Berimbuhan
Kata ulang berimbuhan yaitu kata ulang yang di bentuk dari pengulangan kata yang di sertai dengan penambahan imbuhan (afiks).
Contoh:
· bersama-sama(kata dasar ‘sama’ dengan awalan ber-)
4. Kata Ulang Sebagian(Dwipurwa)
Kata ulang sebagian yaitu kata yang di bentuk dari pengulangan suku pertama dari bentuk dasar.
Contoh:
· kesusahan(dari kata dasar susah)
5. Kata Ulang Semu
Kata ulang semu yaitu kata yang menurut bentuknya tergolong kata ulang, tetapi sebenarnya bukan kata ulang sebab tidak ada dasar yang di ulang.
Contoh:
· ongol-ongol
B. Bentuk Morf
1. Prefiks
Prefiks adalah imbuhan yang terletak di awal kata.
Contoh :
· berkunjung (ber + kunjung)
· menjual (me + jual )
· mengemban (me + emban)
2. Infiks
Infiks adalah imbuhan yang terletak didalam kata atau sisipan.
Contoh :
· memenuhi (sisipan –em- dalam kata menuhi)
· membuat (sisipan –em- dalam kata buat)
3. Sufiks
Sufiks adalah imbuhan yang terletak di akhir kata.
Contoh :
· Rumahnya (Rumah + -nya)
· Padanya (Pada + -nya)
4. Konfiks
Konfiks adalah imbuhan yang terletak di awal dan di akhir kata, atau kombinasi (gabungan) dari prefiks dan sufiks.
Contoh :
· Menanyakan (me- + nannya + -kan)
· Berjualan (ber- + jual + -an)
· Menggantikan (meng- + ganti + -kan)
· Melakukan (me- + laku + -kan)
· Kesusahan (ke- + susah +-an)
C. Jenis Kata
1. Verba yaitu kata kerja yang menyatakan perbuatan atau tindakan, proses, dan keadaan yang bukan sifat.
Contoh :
· Pergi (berjalan meninggalkan)
· Pulang (balik ke awal)
· Melihat (menggunakan mata untuk memandang)
· Pendidikan ( proses pembelajaran)
· Mengerjakan (melakukan sesuatu)
· Mengorbankan (memberikan sesuatu)
2. Adjektiva yaitu kata yang menerangkan sifat, keadaan, tabiat suatu benda, orang, binatang.
Contoh :
3. Nomina yaitu kata yang mengacu kepada sesuatu benda.
Contoh :
· Verba + (-an) Jual + an = jualan
· Nomina dasar Koran = kata benda
4. Konjungsi yaitu kata sambung yang berfungsi menghubungkan dua kata atau dua kalimat.
Contoh :
· (ke, dia, dan, dengan, yang)
5. Adverbia adalah kata yang menerangkan predikat suatu kalimat
Contoh :
· Rumahnya (keterangan tempat)
· Sekolah (keterangan tempat)
6. Pronomina adalah kata ganti, yang menggantikan nomina atau frasa nomina.
Contoh :
· Kita (yang berbicara bersama orang lain termasuk yang diajak bicara)
· Kalian (yang diajak bicara, yang jumlah dari satu orang)
· Aku (yang berbicara atau menulis)
· Mereka (dia dengan yang lain, orang yang dibicarakan)
7. Numeralia adalah kata yang menyatakan jumlah benda atau urutannya dalam suatu derertan.
Contoh :
· 4 orang (menyatakan jumlah orang)
· Sebuah (menyatakan sesuatu)